Di perusahaan tempat saya bekerja sebelumnya pernah ada pembagian tugas untuk grup presentation. Grup saya terdiri atas 3 orang dan kita mulai merumuskan apa kira-kira topik yang ingin kita bawakan.
Saya teringat sebuah artikel yang pernah saya baca tentang dream, faith and dilligent. Kalo ngga salah authornya Andreas Harefa. Disebutkan dalam artikel itu bahwa seorang sahabat sharing kepada Andreas dan menyimpulkan dari pengalamannya bahwa kesuksesan ternyata bermuara kepada 3 hal tersebut di atas.
Topik yang menarik dan akhirnya kita putuskan untuk menjadi tema dari presentasi kami.
Kurang lebih intisari dari presentasi tersebut adalah sebagai berikut:
Dream
Dalam banyak literatur, dream punya banyak nama. Visi, misi, target, goal… adalah sedikit contoh dari nama lain tersebut. Semuanya adalah mimpi, semuanya masih ada dalam dunia abstrak.
Walaupun demikian, dream is important. This is where everything begin.
Dalam buku 7 habits of highly effective people, proses mensetting mimpi adalah habit yang kedua, berupa penciptaan pertama, ibarat pembuatan blueprint sebelum memulai membangun sebuah rumah.
Kaitannya dengan ini, saya menyimpan dalam favorit saya sebuah quotes yang singkat tapi mengena dari tweet James Gwee. It says “No goals, no targets, no results”.
Faith
Hal selanjutnya dalam proses kesuksesan adalah keyakinan terhadap apa yang kita lakukan. Tidak peduli apakah anda mengikuti teknik yang paling gampang sekalipun, tetapi ketika anda sendiri tidak yakin terhadap hasilnya, it will be useless.
Coba lihat kebanyakan orang yang kita anggap sukses. Hampir pasti kita akan temukan bahwa mereka punya confident, faith terhadap hal yang mereka jalani. Apalagi mereka yang sudah menemukan passionnya. Bekerja tanpa istirahat pun bukan masalah buat mereka because they love it.
Dilligent
Ketekunan adalah hal terakhir, sekaligus penentu apakah kita akan mampu meraih dream yang sudah kita tetapkan.
Saya masih teringat petuah seorang Abdullah Gymnastiar pada masa jayanya. Dengan gaya bicaranya yang kocak, dia bilang ” coba tengok anak kecil. Saat dia baru belajar berjalan dia akan terus kukuh mencoba dan mencoba lagi walaupun jatuh berkali-kali. Coba kalau anak itu putus asa trus bilang “ah, saya mah ngga cocok jalan. Ya udahlah saya merangkak aja…”.
Kuncinya adalah ketekunan. Perjalanan 1000 mil dimulai dengan 1 langkah (Lao Tze). Tetapi apakah kita mampu bertahan dalam perjalanan hingga sampai ke mil yang ke 1000, sangat tergantung kepada ketekunan kita menjalani perjalanan yang berat dan seringkali membosankan.
It’s your choice, it’s your journey.
Leave a Reply