Big Bad Wolf Book Fair. Apakah nama ini terdengar familiar? Yup. Dalam beberapa minggu terakhir ini rasanya nama ini cukup sering beredar di banyak social media. Saya sendiri berkesempatan datang ke pameran buku terbesar di Bulan Mei 2016 ini pada tanggal 1 Mei yang lalu. Sebetulnya disempat-sempatin sih.. mumpung baru gajian… hehehe…
Acaranya diadakan di ICE, Indonesian Convention Exhibition, BSD City. Mulai tanggal 30 April 2016 sampai 8 Mei 2016. Sttt… berdasarkan info dari tempo.co.id, ternyata acaranya ditambah 1 hari lagi sampai tanggal 9 Mei 2016 lho! Wow. Kebayang kan bagaimana antusiasnya pengunjung untuk datang ke event ini.
Awalnya agak ragu juga untuk datang ke sini. Mulai dari jarak tempuh yang cukup jauh, sampai ke info dari temen bahwa acara ini hoax. Usut punya usut, ternyata info hoax ini muncul bulan lalu. Gara-garanya, beredar info kalau event ini akan diadakan pada bulan Maret 2016. Setelah browsing sana sini, akhirnya saya tetapkan hati untuk berangkat juga, bareng krucil dan my GFF… Girl Friend Forever ;P
Kami berangkat cukup sore. Sekitar jam 2 siang. Setelah berjibaku dengan petunjuk dari google map yang sering kali bertentangan dengan insting pengelana saya, akhirnya sampai juga kita di ICE. Kesan pertama yang terucap adalah “Uedaan… jauh bener nih tempatnya”. Yes, ICE BSD lokasinya like, in the middle of nowhere. Memang banyak info yang menyebutkan lokasinya dekat dengan AEON Mall, dan dalam perjalanan kita juga sudah lihat AEON Mallnya. Tapi… “Itu mall?” lagi-lagi pertanyaan yang muncul di hati . Bukan karena bentuk fisik bangunannya, tapi karena lokasinya yang seolah olah berdiri di tengah tanah lapang yang sekitarnya kosong. Well, bisa jadi karena kami terbiasa melihat mall di tengah kota yang sudah pasti disekitarnya banyak bangunan-bangunan.
Kesan selanjutnya dalam perjuangan menuju ICE BSD adalah “Uedaan… panjang bener antrian masuknya”. Yup, didepan kami ada belasan mobil ngantri untuk masuk ke area parkir. Yah, akhirnya pasrah aja ngantri as usual. Dan tentunya cerita parkir ini belum selesai begitu saja. Di area parkir pun kembali kita harus pasang mata dan telinga melihat slot yang kosong untuk bisa parkir, berusaha untuk dapat tempat yang agak dekat dengan pintu masuk. Well, dapat juga sih akhirnya… tapi nun jauh di sana…
Setelah selfie-selfie sebentar (ritual wajib… hehehe), kita pun menuju ke acara pameran. Event ini diadakan di hall 10. Bekerja sama dengan Bank Mandiri, ada booth bank ini di area pintu masuk. Buat yang punya rekening di Bank Mandiri tentunya bisa memanfaatkan berbagai fasilitas untuk menunjang pembayaran di kasir nantinya. Buat kalian yang cuma punya BCA, seperti saya, don’t expect much. Event ini TIDAK MENDUKUNG PEMBAYARAN VIA BCA. Bank lain? Ngga tau deh, karena cuma pembayaran via BCA yang secara explisit disebutkan berkali-kali di pengumuman tentang pembayaran. Kelihatannya karena banyak pengunjung yang berusaha membayar pakai BCA. Buat yang punya kartu kredit, pastikan bahwa kartu kredit anda adalah kartu kredit yang ada chip-nya. Kalau ngga ada chip-nya, jangan coba-coba deh ngantri bayar pakai kartu kredit itu… I guarantee you’ll be sorry, ngantri panjang-panjang tapi ngga bisa bayar.
Event ini cukup besar. Gunungan buku terlihat di mana-mana. Penempatan bukunya dibagi menjadi beberapa kriteria. Ada buku anak-anak, di sayap kiri dekat pintu masuk dan di area ujung dekat kasir. Ada buku-buku fiksi dan non fiksi di area tengah. Buku-buku aneka referensi, seperti history, sport, gardening, music dll, ditempatkan di sayap kanan. Most of them are in English. Yup. Satu-satunya buku dalam Bahasa Indonesia yang bisa ditemukan di sini adalah buku terbitan Mizan (salah satu sponsor). Harganya? Sudah pasti harga diskon. Ngga bisa deh dapat buku harga segitu di gramedia atau toko buku lainnya.
Ini memang surganya para penikmat buku. Selain harganya yang di bawah harga pasar, banyak buku-buku impor yang mungkin tidak akan ditemui di toko buku lokal. Tinggal pintar-pintar aja ngubek-ngubek gunungan buku yang tersedia. Ngga heran banyak orang yang seperti ‘kalap’ saat memborong buku di sini. Banyak sekali saya lihat troli-troli yang isinya penuh dengan buku. “Kok punya waktu ya buat baca semua buku itu?” pikir saya.
Buat yang bawa anak-anak, please be careful. Saking banyaknya pengunjung, peluang terpisah dengan krucil cukup besar. Sempat juga terdengar diumumkan beberapa anak yang terpisah dengan orang tuanya. Sebaiknya dipersiapkan dengan baik sebelum berangkat. Pastikan bahwa perut mereka tidak lapar. Kalau perlu, bawa amunisi berupa cemilan atau makanan & minuman lainnya. Anak yang lapar hampir sama dengan sales yang kepepet deadline. Maksa teruss pantang mundur. Sampai di lokasi, pilih satu tempat yang akan menjadi ‘meeting point’. Ambil buku-buku yang kira-kira menarik buat mereka, lalu biarkan mereka fokus pada buku-buku itu. Dengan demikian mereka tidak akan terlalu peduli dengan hiruk pikuk di sekitar mereka. Kita sendiri pun akan lebih mudah untuk mengawasinya. Pastikan juga untuk bisa berbagi tugas dengan orang dewasa lainnya dalam grup kita. Supaya bisa saling bergantian antara mengawasi anak-anak dengan berkelilling melihat buku.
Okeh… jalan-jalan sudah, buku yang mau dibeli sudah dipegang, sekarang tinggal bayar. Sebentar… antriannya mulai dari… alamak… puannnjanggnya…
Ngga salah deh kalau kaki pegel-pegel selesai pulang dari Bigbadwolf event ini. Ini mungkin rekor ngantri di kasir paling lama yang pernah saya alami. Kalau dihitung-hitung, dari mulai ngantri sampai pas bayar di kasir menghabiskan waktu kurang lebih 30 menit.
Akhirnya tibalah momen paling membahagiakan dan saya tunggu-tunggu di pameran buku ini… saat berhadapan dengan mbak dan mas penjaga konter kasir. Set-set-set, bayar selesai, buku-buku dimasukkan ke plastik, ketemu mas satpam di pintu keluar hall, di cek sebentar… ahhhh keluar juga. Luar biasa leganya.
Tapi saat kami keluar ternyata ada kejutan lain yang kami temui. Kami keluar sekitar jam 5 sore. Dan ternyata, alih-alih semakin sepi, justru pengunjungnya semakin ramai. Kalau tadi kami masuk dengan lenggang kakung, bebas sebebas-bebasnya, sekarang pintu masuk Bigbadwolf dijaga satpam dan diterapkan sistem buka tutup. Antrian pengunjung baru boleh masuk setelah beberapa waktu, lalu ditutup lagi selama beberapa waktu. Ini untuk menghindari membludaknya pengunjung di dalam event dalam satu waktu. Wow.
Dari beberapa artikel yang saya baca, dalam waktu-waktu nonstop, pengunjung justru membludak di antara jam 2 pagi sampai jam 4 pagi! Amazing.
Ngomong-ngomong, siapa sih initiator di balik acara ini? Ternyata, sepasang suami istri warga Malaysia bernama Andrew Yap dan Jacqueline Ng. Mereka memulai event ini di bulan Mei tahun 2009 di Dataran Hamodal, Malaysia. Saat itu total buku yang tersedia adalah sekitar 120.000-an buku. Pengalaman mereka saat itu? Nol. Yup, mereka tidak punya pengalaman sama sekali dalam mengorganisir event penjualan buku. Tapi berbekal satu visi yang bulat, mereka tetap menjalankan event ini dengan tekad yang kuat. Visi tersebut adalah: ‘to give (memberi)’. Kenapa memberi? Rupanya mereka tergerak dengan data statistik bahwa hanya 2 persen dari populasi Malaysia yang merupakan pembaca buku. Maka dengan tekad memberi tadi, mereka mulai mengumpulkan buku-buku berkualitas dengan harga murah untuk memupuk kebiasaan membaca di Malaysia.
Tak disangka, ternyata event mereka mendapatkan respon yang positif, tidak hanya dari para pembaca buku di negara mereka, tetapi juga dari negara-negara yang lain. Target mereka pun tercapai. Banyak orang yang awalnya bukan pembaca buku, akhirnya memulai kebiasaan sebagai pembaca buku setelah ‘iseng-iseng’ mengikuti event ini. Seorang pengunjung yang tadinya hanya mengantar saudaranya saja, ternyata menjadi pembaca yang setia setelah membeli beberapa buku. Termasuk para karyawan yang disewa untuk melaksanakan event ini. Sebagian besar awalnya bukan pembaca buku. Tetapi ketika melihat betapa gilanya para pengunjung berburu buku, maka mereka pun berubah menjadi pembaca buku.
Dan bukan kali ini saja kita melihat sebuah usaha yang diawali dengan niat yang tidak komersial, justru menjadi bisnis bernilai miliaran dolar ketika dijalankan.
So, banyak hal yang bisa dipetik dari sebuah perjalanan singkat di sebuah event. Semoga tulisan ini bermanfaat buat kalian yang berencana untuk pergi ke Bigbadwolf di ICE BSD ini. Lakukan persiapan yang cukup. Dan banyak-banyak istighfar agar bisa sabar dalam menghadapi banyak cobaan yang pasti akan kalian hadapi di sini. Good luck.
Recent Comments