Hari kedua Pesta Wirausaha TDA

Hari ini, tanggal 14 Mei 2014, adalah hari kedua pelaksanaan sebuah event akbar komunitas bisnis Tangan Di Atas bertajuk Pesta Wirausaha Nasional 2014.

Bagi saya sendiri, event ini adalah Pesta Wirausaha (PW) kedua saya. PW pertama saya telah saya ikuti pada Bulan Februari 2013 dan meninggalkan kesan yang begitu dalam bagi saya. Sejak saat itu keinginan untuk berwirausaha begitu memuncak hingga akhirnya saya memutuskan untuk resign dari pekerjaan saya sebagai HR di salah satu perusahaan asing pada akhir tahun 2013.

Pada kesempatan ini, saya sebenarnya sudah bersiap-siap untuk mendaftarkan diri sebagai peserta. Tetapi tanpa disangka, ternyata ketua TDA wilayah Tangerang mendaftarkan diri saya sebagai salah satu relawan. Walhasil, jadilah saya menjadi bagian dari kepanitiaan PW 2014. Dan jadilah PW kali ini memiliki rasa yang berbeda dari PW tahun lalu.

Secara keseluruhan, run down acara masih seperti tahun lalu. Ada beberapa stage dengan beberapa pembicara. Hanya saja untuk tahun ini stage dibagi berdasarkan beberapa kriteria. Ada stage motivasi, properti, general managemen, internet, dan banyak lagi.

Terus terang saya tidak bisa memberikan banyak info tentang seminarnya. Tidak lain karena saya kebagian tugas menjaga bagian informasi di depan gedung. Tetapi ada hal-hal lain yang justru menimbulkan kesan yang menarik di event tahun ini. Dan kesan tersebut saya dapat dari bertemu dengan orang-orang yang pernah memberi warna bagi hidup saya.

Orang pertama yang saya temui adalah guru teknisi komputer saya. Tahun 2012 saya pernah mengikuti kursus teknisi komputer sebagai salah satu proses pencarian passion. Di sinilah saya bertemu dengan Pak Widyo. Selama 3 bulan saya ada dibawah bimbingan institusi pendidikan beliau. Dengan penuh perjuangan pula. Jelas aja perjuangan. Soalnya waktu belajarnya start jam 7 malam sampai jam 10 malam, walaupun ngga setiap hari. Seringkali pas lagi belajar, saya mengangguk-angguk tanda… mengantuk… Hehehe…

Me & Pak Widyo, my teacher

Me & Pak Widyo, my teacher

Di pertemuan kali ini kita tidak lagi bertemu sebagai seorang guru dan murid. Pertemuan kali ini adalah pertemuan antar rekan perjuangan di sebuah komunitas bisnis bernama TDA. Tetapi bagaimana pun, he is still my teacher in heart.

Pertemuan yang kedua, adalah dengan seorang anak muda yang pernah menjadi teman satu kelompok di grup Wanna Be Trainer batch 10. Seorang anak muda yang usianya lebih muda 15 tahun dari saya, tetapi omzet bisnisnya 15x, bahkan lebih besar lagi, dari omzet saya. Pertemuan kami terjadi tadi pagi. Ternyata dia juga menginap di tempat yang sama dengan saya. Sungguh sebuah ‘kebetulan’ yang luar biasa.

Ceritanya saya pergi ke musholla pagi ini untuk sholat shubuh. Selesai sholat berjamaah, seorang anak muda menyapa dari belakang. Sungguh tidak disangka. Terakhir saya bertemu anak muda ini adalah di momen WBT di tahun 2013 lalu. Anak muda ini bernama Ricky, asalnya dari lombok. Kami sempat mengobrol cukup lama pagi itu. Dan dari pertemuan singkat ini, saya belajar rahasia kesuksesan dari usaha yang dia jalani. Rahasia itu bernama keyakinan.

Me & Ricky

Me & Ricky

Ricky adalah seorang true believer menurut saya. Yakin pada siapa? Tidak lain kepada Allah. Satu ucapan dia yang nancep banget adalah ketika dia bilang kurang lebih begini, “kalau kita masih takut atau khawatir kepada sesuatu, berarti kita meragukan kemampuan Allah”. Arti dari kalimat ini dalem banget. Seolah-olah menampar saya kiri kanan, bolak balik, depan belakang, atas bawah… Ya iyalah. Kalimat ini secara eksplisit menyadarkan saya bahwa saya masih meragukan kemampuan Sang Maha Pencipta, yang dapat menciptakan sesuatu hanya dengan mengatakan kun fayakuun… Astagfirullah.

Pertemuan-pertemuan ini sungguh menginspirasi. Walaupun saya tidak mengikuti seminar di PW kali ini, tetapi saya mendapatkan hal lain yang tidak kalah berharga. Semoga ending dari PW tahun ini bisa membawa keberkahan bagi semua orang yang menghadirinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.