Rezeki tidak tertukar

Bulan Ramadhan lalu seorang sahabat menceritakan pengalamannya yang luar biasa.

Jadi… pada suatu malam, anak sahabat saya ini ngambek dan ngotot minta dibelikan sate padang. Berhubung sudah tidak bisa ditawar lagi, akhirnya berangkatlah sahabat saya ini mencari tukang sate padang.

Ternyata, sampai beberapa waktu berkeliling, tidak didapati tukang sate padang yang masih buka. Akhirnya sahabat saya memutuskan untuk masuk ke sebuah rumah makan padang yang cukup besar.

Setelah memastikan bahwa rumah makan itu menyediakan sate padang, ia pun masuk dan menunggu pesanannya dibuatkan.

Di sebuah meja, ada seorang pria duduk. Kelihatannya ia pemilik rumah makan ini. Pria ini ternyata cukup ramah dan mengajak sahabat saya berbincang-bincang. Setelah bicara ngalor ngidul, terlontarlah pertanyaan dari sang owner “bisnisnya apa pak?”.

Sahabat saya menjawab ringan “Percetakan pak”.

Lalu sang owner meneruskan “Wah, kebetulan saya lagi nyari percetakan pak. Gimana kalau kita ngobrol soal ini?”. Sahabat saya setuju. Tapi dia minta waktu untuk pulang dulu mengantar sate padang pesanan anaknya.

Setelah pesanan diantar ke rumah, sahabat saya kembali ke rumah makan itu. Kali ini dia diajak naik ke lantai dua. Di lantai dua, sang owner menunjukkan barang-barang yang perlu dibuatkan printing dan menjelaskan kebutuhan percetakan dari rumah makan itu. Sahabat saya dengan jujur juga menjelaskan bahwa untuk beberapa hal, dia tidak bisa mengerjakan karena diluar kemampuannya.

Sang owner menjawab “Yah, ngga apa-apa. Kamu carikan aja siapa yang bisa. Pokoknya yang saya tahu saya hubungannya dengan kamu aja”.

Akhirnya setelah selesai diskusi bisnis malam itu, sahabat saya pulang ke rumahnya. Dia bercerita pada istrinya tentang hal ini dan setelah itu suasana senyap…. senyap karena mereka berdua termenung alias terbengong-bengong… betapa rezeki ini muncul setelah dipicu satu kejadian: rengekan anak mereka untuk dibelikan sate padang.

Cerita ini menjadi suatu bukti bahwa rezeki kita masing-masing sebenarnya sudah dijamin. Yang perlu kita lakukan adalah berikhtiar menjemputnya. Saya yakin masing-masing dari kita pun punya cerita yang kurang lebih sama, bagaimana kadang-kadang sebuah hal yang besar acapkali di trigger ‘hanya’ oleh kejadian ‘kecil’ yang terlihat kurang berarti.

Inilah saatnya kita menyadari bahwa dihadapan sang pencipta, tidak ada satu hal pun yang merupakan kesia-siaan. Itu pula sebabnya kita perlu berhati-hati dalam bertindak karena setiap tindakan kita, baik atau buruk, betapapun kecilnya, kelak akan dimintai pertanggungjawaban.

Mari kita perbaiki amalan kita, mulai hari ini, mulai saat ini, mulai dari yang kecil, mulai dari diri sendiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published.