Perubahan is a certainty

Hari Jumat di akhir bulan lalu adalah hari yang cukup berat. Sudah dipersiapkan dari beberapa minggu yang lalu, akhirnya hari itu datang juga. Hari dimana 30 orang karyawan terpaksa harus diputus kontrak kerjanya.

Dalam hidup ini hanya ada 2 hal yang pasti, kematian dan perubahan. Nobody can fight dead. And nobody can resist change. Pemberhentian karyawan ini adalah part of that change.

Saya lahir dari lingkungan keluarga karyawan. Ayah saya seorang pensiunan PNS. Ibu saya seorang ibu rumah tangga. Nuansa karyawan sangat kental, walaupun ibu sebenarnya pernah berwirausaha dengan memanfaatkan beberapa keahlian yang dimilikinya. Tetapi in the end, sepertinya pilihan yang disodorkan bagi kami anak-anaknya adalah untuk menjadi pegawai, baik swasta maupun negeri. Alasannya klasik, kenyamanan gaji setiap bulan dan minim resiko.

Dalam perjalanan hidup ini, sangat banyak orang yang memiliki mindset yang sama. Lebih baik jadi karyawan karena aman dan minim resiko. But you know what? Dalam perjalanan karir saya di bagian personalia, I guarantee you that there are no such thing. Tidak ada yang namanya aman dan bebas resiko menjadi seorang karyawan.

Ketika faktor eksternal seperti kenaikan UMR menjadi topik di setiap akhir dan awal tahun, tidak ada karyawan yang aman. Setiap saat, kebijakan manajemen dapat dengan serta merta menjadi berita buruk bagi semuanya. Belum lagi faktor internal yang tidak terhitung jumlahnya. Not even Manager level safe from this. Saya pernah alami kasus dimana seorang manajer “dipaksa” untuk resign karena tidak perform. Ada juga Direktur yg memanggil atasan saya dan memintanya untuk memecat manager yang lain hanya karena alasan pribadi.

No job in this world is safe. Perubahan pasti datang, dan saat ia datang kewajiban kita sendirilah untuk memastikan bahwa diri kita mampu bertahan.

Masih berpikir menjadi karyawan minim resiko?

Leave a Reply

Your email address will not be published.