Kisah anak pengamen

Belum lama ini lihat sebuah Hot Thread di Kaskus. Di situ TS (Thread Starter) sharing ceritanya tentang seorang anak seumuran SD, sebut saja Kipli.

Si Kipli datang ke sebuah toko yang menjual tas sekolah dan menanyakan harga tas yang dia mau. Ternyata harganya 25.000 rupiah. Kipli pun mengeluarkan uang yang dia punya. Set… keluar tuh duit 15.000. Masih kurang dong. Iyalah, si Kipli aja tau kalo duitnya kurang. Tapi tahukah anda apa yang anak ini lakukan?

Dengan lugu anak ini bilang, “tunggu ya pak, saya cari dulu”, trus ngeloyor ke warnet di sebelah toko itu.

Kebetulan TS adalah penjaga warnet itu. Dia yang sudah memperhatikan si Kipli trus mengijinkan sang bocah jual suara di warnetnya, alias ngamen. Tanpa membawa alat musik, si Kipli pun mengandalkan suaranya (yang menurut si TS, jauh dari merdu) mencari duit. Hasilnya terkumpul uang 6.000 rupiah, dan ditambah sedekah dari si TS, alhasil Kipli berhasil mendapat 10.000 rupiah. Dengan bermodal uang tambahan ini, Kipli berhasil membeli tas yang dia mau.

Do you get what I want to share?

Yup. It’s about spirit. Sebuah semangat yang luar biasa yang ditunjukkan oleh seorang anak SD. Juga tentang skill. Dimana anak ini tahu bagaimana caranya mencari uang, walaupun secara teknis (pitch control dll) suaranya tidak merdu.

Saya berlinang air mata membaca kisah ini. Begitu pula istri saya saat saya bercerita tentang si Kipli. Ah… betapa banyak saat di mana kami begitu mudah menyerah. Padahal tentunya kami punya lebih banyak resources dibanding si Kipli. Mudah-mudahan cerita ini dapat terus menginspirasi kita semua.

Makasih Kipli, makasih TS.

Leave a Reply

Your email address will not be published.